Pola Hidup Sehat Dan Bersih Dim Lingkungan pondok

Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Slogan yang sangat terkenal itu menjadi pemicu bagi umat Islam untuk senantiasa menjaga kebersihan, baik rohani maupun jasmani. Barangsiapa yang dalam keseharian mampu menjalankan pola hidup sehat, baik di lingkungan maupun pribadi, maka hal itu akan berdampak pada peningkatan kualitas imannya.

Begitu dalamnya makna yang terkandung dalam slogan "kebersihan merupakan sebagian dari iman" itulah yang menjadi landasan bagi Departemen Kesehatan untuk mengembangkan program pemberdayaan kesehatan yang melibatkan pondok pesantren lewat kegiatan yang bertajuk "Pos Kesehatan Pesantren" (Poskestren). Kebijakan tersebut rencananya akan diterapkan di sejumlah pesantren di Indonesia.

Poskestren merupakan salah satu upaya kesehatan yang terapkan pemerintah yang bersumber pada masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren. Upaya tersebut mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan) dan preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitasi (pemulihan kesehatan), dengan binaan puskesmas setempat.
Pada tahun 2006, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk membangun 200 poskestren beserta perlengkapannya di Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur hanya menjadi contoh sebelum dikembangkan ke pondok pesantren lain di seluruh Indonesia.
Lima unit poskestren, di antaranya 2 unit gedung tipe 54 senilai Rp 219 juta dan dua unit tipe 36 senilai Rp 110 juta, telah selesai dibangun dan secara simbolis diserahkan oleh Menkes Dr dr Siti Fadilah Supari Sp JP (K) kepada Pondok Pesantren Langitan (Tuban), Darul Ulum (Jombang), Bahrul Ulum (Jombang), At Tawir (Bojonegoro) dan Roudhotul Muta'alimin (Babat), belum lama ini. Sementara sisanya diharapkan selesai pada akhir tahun 2006.
Kegiatan itu dapat terlaksana berkat kerja sama yang erat antara Depkes dengan persatuan pondok pesantren di bawah Nahdlatul Ulama (NU), Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI), akan dikembangkan ke seluruh Indonesia.
Dilibatkannya pesantren dalam pemberdayaan kesehatan dikarenakan derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi kondisi lingkungan (40 persen), perilaku hidup bersih dan sehat (35 persen), prasarana dan pelayanan kesehatan (20 persen), serta faktor keturunan (5 persen).
Untuk memperbaiki dan meningkatan kondisi lingkungan serta membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat diperlukan keterlibatan aktif masyarakat, salah satunya adalah lewat poskestren. Dengan demikian, peran aktif pondok pesantren di bidang kesehatan sebenarnya cukup signifikan. Adanya poskestren diharapkan derajat kesehatan masyarakat semakin optimal. Pengalaman Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, agaknya dapat dijadikan contoh dalam mengembangkan poskestren, sebagai bagian dari program Desa Siaga. Bupati Lumajang, Achmad Fauzi, menuturkan, pihaknya sangat mendukung program poskestren karena ingin menghapus citra komunitas pesantren sebagai kelompok masyarakat yang abai terhadap persoalan kebersihan. Perlahan bidikan tersebut memang berhasil. Pesantren Miftahul Ulum di Desa Banyuputih Kidul adalah pesantren yang mulai mengubah perilaku santrinya.
"Kalau dulu air wudhu tak mengalir, sekarang sudah ditinggalkan," kata dr Halimi, seorang dokter puskesmas dari Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang. Menurut Halimi, penggunaan air wudhu yang tergenang bisa mengakibatkan penularan penyakit antar-santri menjadi kian mudah.
Untuk lebih jelasnya, kegiatan poskestren antara lain melakukan program pemberdayaan santri sebagai kader kesehatan (Santri Husada), kader siaga bencana (Santri Siaga Bencana), dan aktif dalam pelayanan kesehatan dasar yang mengutamakan upaya promotif dan preventif serta peningkatan lingkungan yang sehat di pondok pesantren dan wilayah sekitarnya.
Manfaat poskestren, antara lain, warga pesantren dan warga sekitarnya mewujudkan kondisi kesehatan yang lebih baik bagi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya melalui pelayanan kesehatan dasar, penyebaran informasi kesehatan dan antisipasi serta penanggulangan masalah kesehatan.
Bagi Santri Husada atau Santri Siaga Bencana, program itu diharapkan dapat memberi pengetahuan dan mampu melaksanakan serta menyebarluaskan kepada masyarakat perihal PHBS serta dapat pengetahuan, mampu mengenali dan menanggulangi masalah kesehatan akibat bencana.
Sedangkan bagi puskesmas, upaya ini dapat mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penanggung jawab pembangunan kesehatan di wilayahnya. Selain untuk memfasilitasi warga pondok pesantren dan warga sekitarnya dalam memecahkan masalah kesehatan serta meningkatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara terpadu. ****

1 Response to "Pola Hidup Sehat Dan Bersih Dim Lingkungan pondok"

  1. Ainur Rofiqoh, Amd. Kep. says:
    15 Mei 2011 pukul 23.38

    assalamu`alaikum
    didalam sebuah hadits jg sudah disebutkan "ANNADHOOFATU MINAL IIMAAAN"
    k`pungkas Q cpy phbs pn ne bwt referensi tgas SOSIOLOGI
    Trimakasih sesudah n sebelumnya Plus 5f dh cpy
    wassalamu`alaikum

Posting Komentar